- July 27, 2022
- adminisnu
- 0 Comments
- 327 Views
- 1 Likes
- Goresan Pena
Jangan Salah Semangat
Oleh: Ali Mustofa At-Tarokaniy
Beberapa hari yang lalu, sekolah-sekolah formal sudah memasuki tahun ajaran baru. Kegiatan belajar mengajarpun sudah mulai aktif dijalankan. Para siswa utamanya yang peserta didik baru tampak bersemangat masuk sekolah dengan seragam baru mereka. Para wali murid pun terlihat girang dan penuh semangat mengantarkan putra/putri mereka yang masuk di sekolah baru. Hal ini tampak dari postingan para wali murid yang berseliweran memenuhi beranda di medsos berisi foto-foto putra/putri mereka yang mengenakan baju baru seragam sekolah.
Bagi umat Islam, ghiroh (semangat) untuk menuntut ilmu memang harus ditumbuhkan dan dirawat, mengingat menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap muslim. Tidak hanya semangat ketika menimba ilmu di bangku sekolah saja, tapi juga masih semangat menuntut ilmu meski sudah lulus sekolah. Kenapa? Karena perintah menuntut ilmu adalah sejak dari buaian hingga liang kubur.
Bagi orang tua tentunya merasa senang ketika melihat putra/putri mereka sejak kecil bersemangat mencari ilmu. Para orang tua akan merasa bangga memiliki putra/putri yang pandai dan pintar. Pandai berbahasa Inggris, mahir berhitung, pintar rumus fisiki kimia. Ini semua sangat membanggakan. Akan tetapi kebanggaan itu terasa runtuh atau bahkan menjadi sirna, ketika putra/putri mereka hanya pandai di bidang “ilmu-ilmu umum” tapi sangat tidak mengerti ilmu agama.
Keadaan yang semikian, yakni mementingkan “ilmu umum” dan abai terhadap ilmu agama ini yang harusnya dihindari. Silakan semangat mencari “ilmu umum” tapi jangan sampai meninggalkan ilmu agama!
Al-imam al-‘allamah al-habib Abdulloh bin Alwy al-Haddad dalam kitab Risalatul Mu’awanah memberi peringatan:
واياك ان تعرض عن شىء من الفرائض اشتغالا بشىء من النوافل فتأثم بترك الفضيلة ولا يتقبل الله منك النافلة. ويقع فى ذلك من يشتغل بتحصيل العلم الذى هو فى حقه فضيلة و يترك الاشتغال بتحصيل ما هو عليه من العلم فريضة فى ظاهره او باطنه.
Lan wedio siro saking mengo utowo tinggal suwiji-wiji saking amal ferdhu kerono ketungkul ngelakoni suwiji-wiji amal sunnah, mongko sebabe duso siro; sebab tinggal perkoro kang luwih utomo. Lan Gusti Alloh ora calon nompo amale sunnah. Kedadean kang mengkono iku tumibane kanggo wong kang ketungkul ngasilake ilmu kang ilmu iku ing dalem haqe deweke mung kautaman. Deweke ninggal olehe ketungkul ngasilake ilmu kang ferdhu ing dalem dhohir lan batine kanggo deweke
Leave a Comment