PADAHAL SEKALI SYAHADAT
Diceritakan, dari Abu Bakar Ash-Shiddiq ra. sesungguhnya Dihyah Al-Kalbi adalah seorang raja kafir dari bangsa Arab. Rasulullah saw. sangat mengharapkan akan Islamnya, karena ada tujuh ratus orang dari keluarganya yang berada di bawah kekuasaannya. Nabi saw. mendo’akannya dan bersabda: “Ya Allah karuniakanlah Islam pada Dihyah Al-Kalbi.”
Ketika Dihyah Al-Kalbi hendak masuk Islam, Allah menurunkan wahyu kepada Nabi Muhammad saw. setelah shalat Shubuh. “Wahai Muhammad, Aku telah memasukkan cahaya iman di hati Dihyah Al-Kalbi. Dia akan berkunjung kepadamu sekarang.”
Ketika Dihyah Al-Kalbi benar-benar masuk ke dalam masjid, beliau mengangkat selendangnya dari punggungnya dan melemparkannya di atas tanah, lalu beliau mengisyaratkan ke arah selendangnya itu (sebagai bentuk apresiasi dan penghormatan Nabi saw. kepadanya). Ketika Dihyah Al-Kalabi melihat penghormatan Nabi Muhammad saw. kepadanya, maka ia menangis dan mengangkat selendang Nabi saw. itu, lalu diciuminya dan diletakkan di atas kepala dan kedua matanya, seraya berkata: “Wahai Nabi Allah, apa sajakah syarat-syarat Islam itu? Tunjukkanlah kepadaku mengenai syarat-syarat itu.”
Nabi Muhammad saw. bersabda: “Kamu harus mengucapkan syahadat, yaitu: Laa ilaaha illallaah Muhammadur rasulullah.”
Kemudian dia menangis. Lalu Nabi Muhammad saw. bersabda kepadanya: “Apa arti tangisanmu itu, wahai Dihyah Al-Kalbi? Apakah karena kedatanganmu untuk masuk Islam ini atau karena sesuatu yang lain?”
Dihyah Al-Kalbi berkata: “Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku telah mengerjakan beberapa dosa besar. Tanyakan kepada Tuhanmu, apakah tebusan (kafarat)nya? Jika Dia menyuruhku untuk membunuh diriku, tentu aku akan melakukannya, dan jika Dia memerintahkan aku supaya mengeluarkan sedekah dari hartaku, tentu aku akan mengeluarkannya.”
Nabi Muhammad saw. bersabda: “Apakah dosa yang pernah kamu perbuat itu, wahai Dihyah?”
Dihyah berkata: “Aku adalah seorang raja di antara raja-raja di Arab ini. Aku merasa malu kalau anak-anakku perempuan sampai mempunyai suami, agar tidak dikatakan bahwa si Fulan bin Fulan adalah menantu raja Dihyah Al-Kalbi. Maka aku bunuh tujuh puluh anak perempuanku dengan tanganku sendiri.”
Mendengar pengakuannya itu, Nabi Muhammad saw. menjadi bingung. Lalu turunlah malaikat Jibril as. dan berkata: “Ya Rasulullah, katakan kepada Dihyah Al-Kalbi (firman Allah dalam hadis Qudsi): “Demi keagungan dan keluhuran-Ku, sesungguhnya ketika kamu membaca, “Laa ilaaha illallaah Muhammadur rasulullah”, maka Aku telah mengampuni dosa kekafiranmu selama empat puluh tahun dan makianmu kepada-Ku selama empat puluh tahun juga. Lalu bagaimana Aku tidak mengampuni pembunuhan yang kamu lakukan terhadap anak-anak perempuanmu, sedang mereka adalah milikmu sendiri?”
Abu Bakar berkata: “Maka Nabi Muhammad saw. menangis dan para sahabatnya pun ikut menangis bersama beliau. Lalu Nabi Muhammad saw. bersabda: “Wahai Tuhanku, Engkau benar-benar telah mengampuni Dihyah mengenai pembunuhannya terhadap anak-anak perempuannya sebab bacaan syahadat sekali saja, lalu bagaimana Engkau tidak mengampuni dosa-dosa kecil dari orang-orang mukmin dengan berkali-kali syahadat?”
*Dinuqil dari Terjemah Durratun Nashihin
Ali Mustofa
Koordinator Bidang Pengembangan & Kerjasama Lembaga Pendidikan ISNU Kab. Kediri
Leave a Comment