- May 21, 2023
- adminisnu
- 0 Comments
- 181 Views
- 5 Likes
- CATATAN AHAD PAGI
Antropolinguistik [3]
Apa beda antropolinguistik dan etnolinguistik? Agak sulit membedakan keduanya. Kata pertama, fokus pada hubungan antara bahasa dan kebudayaan. Misalnya, mempelajari peranan bahasa atau cara seseorang berkomunikasi dengan orang lain yang budayanya berbeda. Bagi antropolinguistik, bahasa dan budaya suatu masyarakat selalu mengalami perkembangan. Kata kedua menitikberatkan pada unsur bahasa dan kebudayaan suatu suku bangsa. Jika masih dirasa kurang paham, sama, saya juga belum paham, haha.
Coba kita perdalam lagi tentang arti etnolingustik. Kata ini, menurut Wikipedia.org merupakan ilmu yang mempelajari ciri dan tata bahasa berbagai suku bangsa dan persebarannya. Ilmu ini menelaah bahasa bukan hanya dari struktur semata,tapi lebih pada fungsi dan pemakaiannya dalam konteks situasi sosial budaya. Dari pengertian ini, setidaknya semakin menambah pemahaman. Jika masih atau tetap belum paham, saya sudah paham, hehe.
Bagaimana keberadaan etnolinguistik ini? Wikipedia.org menambahkan, bahasa-bahasa minoritas yang memiliki daya hidup etnolinguistik rendah cenderung akan digeser. Siapa yang menggeser? Vitalitas etnolinguistik yang kuat. Kenapa digeser? Karena penutur dengan vitalitas etnolinguistik yang rendah akan cenderung meningkatkan pilihan bahasanya pada bahasa lebih dominan. Dalam konteks kebahasaan di Indonesia, kehidupan etnolinguistik bahasa-bahasa daerah di Indonesia rata-rata lebih lemah dibandingkan bahasa Indonesia. Kenapa? Karena bahasa Indonesia ditopang oleh dukungan institusional pemerintah dan prestise sosialnya Karena itu, tidak mengherankan jika kita sekarang melihat fenomena pergeseran pilihan bahasa dari bahasa daerah ke bahasa Indonesia.
Apa itu vitalitas etnolinguistik? Giles, Bourbies, dan Taylor (Coulmas, 2005: 159), dalam balaibahasajateng.web.id mengatakan, vitalitas etnolinguistik sebagai faktor-faktor sosiokultural yang menentukan kemampuan sebuah komunitas untuk menampilkan dirinya sebagai komunitas yang berbeda. Faktor demografis, dukungan instituisional, dan status sosial merupakan faktor utama vitalitas etnolinguistik. Misalnya, apakah penutur bahasa tersebut terkonsentrasi atau tersebar luas ke berbagai wilayah. Dukungan institusional berkaitan dangan keberadaan bahasa suatu komunitas tutur dalam institusi sosial, misalnya dalam institusi pendidikan, pemerintahan, media dan agama. Terakhir faktor status sosial mengacu kepada posisi komunitas tutur tersebut dalam hierarki prestise sosial.
Semoga bermanfaat….
Rujukan: https://www.balaibahasajateng.web.idhttps://id.wikipedia.org/wiki/Etnolinguistik
Sholihuddin
Pemerhati budaya dan bahasa, yang kebetulan menjadi ketua PC ISNU Kabupaten Kediri
Leave a Comment