- April 2, 2023
- adminisnu
- 0 Comments
- 142 Views
- 2 Likes
- CATATAN AHAD PAGI
Bahasa & Budaya [9]
DALAM mengkaji bahasa dan budaya, kita menemukan keduanya saling terkait. Bahasa hadir, budaya juga hadir di sana. Keduanya hadir bersamaan. Keduanya saling tali-temali keberadaannya. Singkatnya, keduanya tidak dapat dipisahkan.
Pelaku utama bahasa dan budaya adalah masyarakat. Masyarakat, dalam KBBI berarti sejumlah manusia dalam arti seluas-luasnya dan terikat oleh suatu kebudayaan yang mereka anggap sama. Dalam Wikipedia, masyarakat adalah sekelompok manusia yang terjalin erat karena sistem, tradisi, konvensi dan hukum tertentu yang sama, serta mengarah pada kehidupan kolektif. Masyarakat, bahasa dan budaya merupakan entitas yang terkait keberadaannya.
Masyarakat, bahasa dan budaya dalam eksistensinya saling melengkapi. Ketika misalnya, budaya kita tergerus di tengah arus global, masyarakat dan bahasa sepertinya juga ikut tergerus. Juga, dalam istilah Kunjana Rahardi, masyarakat yang bermartabat, dipastikan memiliki bahasa dan budaya yang bermartabat pula. Demikian pula budaya dan masyarakat yang adiluhung, lazimnya juga tidak dapat dilepaskan dari kemartabatan bahasanya yang luar biasa.
Minggu ini, ramai atau viral kata keroyok. Dalam Metrotvnews misalnya terdapat judul, “Tolak Diinterupsi DPR, Mahfud MD: Setiap ke Sini Saya Dikeroyok”. Kata keroyok atau mengeroyok, atau ngroyok (Jawa) dalam KBBI berarti menyerang beramai-ramai (orang banyak). Kata yang mengikuti misalnya, keroyokan, pengeroyok, pengeroyokan. Ada yang mengatakan, bahasa merupakan martabat bangsa. Martabat bangsa tergantung budayanya.
Sudahlah….
Rujukan:
R Kunjana Rahardi, Bahasa prevoir Budaya, Pinus Book Publisher, Yogyakarta, 2009 https://kbbi.web.id/masyarakat https://id.wikipedia.org/wiki/Masyarakat https://batam.kemenag.go.id/ https://www.nu.or.id/nasional Sholihuddin Pemerhati Bahasa & budaya, yang kebetulan menjadi ketua PC ISNU Kabupaten Kediri
Leave a Comment