- April 22, 2023
- adminisnu
- 0 Comments
- 133 Views
- 2 Likes
- CATATAN AHAD PAGI
Kontemplasi [3]
APA makna slogan ketiga, merangkul umat? Ada dua kata, merangkul dan umat. Rangkul atau merangkul adalah melingkarkan lengan pada pundak (tubuh, pinggang, dan sebagainya). Merangkul juga mempunyai arti memepetkan badan pada badan, mendekap dan atau memeluk. Sedangkan kata umat mempunyai dua arti. Umat berarti para penganut (pemeluk, pengikut) suatu agama atau penganut nabi. Juga berarti makhluk manusia. Intinya, merangkul umat berarti merasakan kehadiran yang sangat dekat sesama manusia.
Jika ditelusuri, slogan ini mempunyai arti sama dengan dakwah. Kita dapat melihat arti dakwah dalam KBBI yang berarti sama dengan slogan tersebut. Dakwah mempunyai tiga arti; penyiaran atau propaganda, penyiaran agama dan pengembangannya di kalangan masyarakat dan seruan untuk memeluk, mempelajari, dan mengamalkan ajaran agama. Oleh karena itu, merangkul semua berarti mengenalkan dan menyerukan kepada umat atau masyarakat.
Dalam berdakwah atau merangkul semua, kita dapat mengambil pijakan dawuh Rois Syuriah PBNU, KH Miftahul Akhyar. “Dakwah itu mengajak bukan mengejek, merangkul bukan memukul, menyayangi bukan menyaingi, mendidik bukan membidik, membina bukan menghina, mencari solusi bukan mencari simpati, membela bukan mencela,” kata kiai Miftah yang dikutip uninus.ac.id.
Slogan merangkul umat itu sesuai dengan Surat An Nahl ayat 125. Dalam detik.com disebutkan tiga isi dakwah pada surat tersebut. Tiga hal tersebut adalah dengan cara hikmah, mauidzah hasanah dan mujadalah. Hikmah berarti sesuatu yang jika digunakan, dipraktekkan atau dipakai maka akan menghalangi timbulnya mudharat. Maudzah hasanah atau pengajaran yang baik ini menurut Hamka adalah sesuatu yang dapat diterapkan baik di masyarakat, lembaga pendidikan maupun rumah tangga. Adapun menurut M Natsir, pengajaran dapat disebut baik jika dapat menyentuh hati sasaran dan keteladanan pendakwah. Dan cara terakhir adalah mujadalah. Menurut Hamka, cara dapat dilakukan dengan cara memahami pokok persoalan dan mengenal mitra dialog. Sedangkan menurut M Natsir, mujadalah adalah diskusi yang disertai bukti dan alasan.
Rujukan:
https://kbbi.web.id/rangkul
https://kbbi.web.id/umat
https://kbbi.web.id/dakwah
https://uninus.ac.id/dakwah-itu-mengajak-bukan-mengejek
https://www.detik.com/hikmah
Sholihuddin
Pemerhati Bahasa & budaya, yang kebetulan menjadi ketua PC ISNU Kabupaten Kediri
Leave a Comment