• 08533-699-8862
  • pcisnukabkediri@gmail.com
  • Mon – Fri: 8:00am – 7:00pm
PC ISNU Kab. Kediri PC ISNU Kab. Kediri
  • Beranda
  • Profil
    • Susunan Pengurus
    • Program Kerja
    • Tentang Kami
    • Visi Misi
  • Informasi
    • Seragam ISNU
    • Cara Menjadi Anggota ISNU
  • AHAD PAGI
  • Download File
  • KHAZANAH ISLAM
    • DUA SALING
    • Sikap Islam Terhadap Budaya
    • Kick Off
    • Amanat ?
    • Hijrah Berguru
    • Jangan Salah Semangat
    • Buku Muʼtamar ke-XXII Partai Nahdlatul ʼUlama
  • GALERI
    • Galeri Video
  • November 19, 2022
  • adminisnu
  • 0 Comments
  • 259 Views
  • 2 Likes
  • CATATAN AHAD PAGI

Paragraf [2]

CATATAN kali ini masih berkutat pada dua contoh paragraf. Paragraf pertama ditulis KH Abdurrahman Wahid [Gus Dur]. Sedang yang kedua ditulis dosen saya di Universitas Negeri Malang, Prof. Abdul Wahab. Gus Dur menulis dalam sebuah buku berjudul, Memelihara Umat, Kiai Pesantren – Kiai Langgar di Jawa, karya Pradjarta Dirdjosandjoto terbitan LKiS, 1999. Di buku ini, Gus Dur menulis kata pengantar. Sedangkan Prof Abdul Wahab menulis di buku karyanya, Menulis Karya Ilmiah. Buku ini ditulis bersama Lies Amin Lestari, terbitan Airlangga University Press, 1999. Singkatnya, dengan contoh paragraf ini, dapat menambah pengetahuan tentang paragraf.

Ada dua fokus utama yang perlu diperhatikan dalam tulisan Gus Dur dan Prof Abdul Wahab. Pertama, kita dapat mencermati cara mereka menuangkan ide. Paragraf yang baik, hanya ada satu ide, gagasan atau pendapat. Kedua, cermati isi atau konten dalam paragraf tersebut. Ketika kita menilai sebuah tulisan, biasanya hanya fokus pada titik, koma, dan tanda baca lain. Padahal secara teori, titik dan koma itu hanya masalah mekanik, isi atau content yang utama. Karena itu, cermati kedua tulisan tersebut, bagaimana mereka menuangkan gagasan dan isi.

Gus Dur menulis, “Dunia kiai adalah dunia yang penuh kerumitan, apabila dilihat dari sudut pandangan yang berbeda-beda. Karenanya, sangat sulit untuk melakukan generalisasi atas kelompok ulama tradisional yang ada di masyarakat bangsa kita ini. Istilah kiai, bindere, nun, ajengan dan guru adalah sebutan yang semula diperuntukkan bagi para ulama tradisional di pulau Jawa, walaupun sekarang kiai sudah digunakan secara generik bagi semua ulama, baik tradisional maupun modernis, di pulau Jawa maupun di luar Jawa. Istilah ustadz, yang dulunya menjadi tanda mengenal ulama modernis atau ulama kalangan masyarakat arab di negeri kita, sekarang juga sudah masuk dalam lingkungan pondok-pondok pesantren. Memandang dunia keulamaan dari sudut pandangan terminologi yang digunakan seperti ini, itu saja sudah mengharuskan kita untuk tidak melakukan pembagian para kiai berdasarkan macam-macam tolak ukur.”

Jika dikaitkan dengan efektifitas paragraf, tulisan Gus Dur di atas, hemat saya kurang efektif. Pertama, ada banyak kata layak dibuang, tapi dipertahankan ada. Saya meyakini, tulisan ini berasal dari rekaman suaranya, bukan hasil tulisan. Jika benar rekaman, maka tidak bisa dipaksakan persis dengan bahasa tulisan. Jika bahasa lisan dijadikan tulisan, hasilnya berbeda. Kalau dipaksa, tidak efektif.

Kedua, saya juga meyakini sebaliknya, Gus Dur tidak mikir  tulisannya efektif atau tidak. Itulah hebat dan sejatinya Gus Dur. Nulis ya nulis aja, gitu aja koq repot. Yang penting, ada gagasan yang ingin disampaikan dan tulisan jadi. Sementara, di seberang sana, banyak penulis yang terlalu memikirkan efektifitas dalam merangkai kata, tapi tulisan tidak jadi. Alias, hanya diangan-angan. Hehehe.

Ketiga, dan ini yang menarik. Banyak tulisan Gus Dur lebih menekankan pada konten atau isi daripada efektifitas kata. Konten menunjukkan kehebatan seorang penulis dalam mendalami sebuah masalah. Beliau berada di level ini. Bagi saya, tulisannya terlalu berat dan sulit dicerna. Butuh waktu beberapa kali membacanya, baru paham.

Contoh tulisan Prof Abdul Wahab mana mas? Ahad depan ya, insya Alloh.

Gitu aja kok repot…

Sholihuddin
Pemerhati bahasa & budaya, yang kebetulan menjadi ketua PC ISNU Kabupaten Kediri

Tags:
ahadcatatanisnu Kab Kediripagi
Prev PostPeringati Harlah ISNU, PC ISNU Kediri Gelar Kejuaraan Pencak Silat
Next PostParagraf [3]
Related Posts
  • MEMBACA GUS DUR [7] January 25, 2025
  • MEMBACA GUS DUR [6] January 19, 2025

Leave a Comment Cancel Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

pcisnukabkediri@gmail.com Email
08533-699-8862 No. WA
Ngadirejo, Kota, Kota Kediri, East Java 64129 Kantor
Candradimuka Digital 2022 - All Rights Reserved.