• 08533-699-8862
  • pcisnukabkediri@gmail.com
  • Mon – Fri: 8:00am – 7:00pm
PC ISNU Kab. Kediri PC ISNU Kab. Kediri
  • Beranda
  • Profil
    • Susunan Pengurus
    • Program Kerja
    • Tentang Kami
    • Visi Misi
  • Informasi
    • Seragam ISNU
    • Cara Menjadi Anggota ISNU
  • AHAD PAGI
  • Download File
  • KHAZANAH ISLAM
    • DUA SALING
    • Sikap Islam Terhadap Budaya
    • Kick Off
    • Amanat ?
    • Hijrah Berguru
    • Jangan Salah Semangat
    • Buku Muʼtamar ke-XXII Partai Nahdlatul ʼUlama
  • GALERI
    • Galeri Video
  • November 26, 2022
  • adminisnu
  • 0 Comments
  • 296 Views
  • 4 Likes
  • CATATAN AHAD PAGI

Paragraf [3]

“Contoh tulisan Prof Abdul Wahab mana mas? Ahad depan ya, insya Allah,” begitu saya mengakhiri tulisan bagian 2. Contoh tulisan paragraf yang ditulis Prof Abdul Wahab ini menginspirasi saya. Setidaknya, saya akan mencontoh cara membuat paragraf seperti beliau.

Kita cermati bersama-sama.

“Dalam kehidupan modern, wibawa orang tua cenderung menipis. Tidak sedikit gadis yang menentang ibunya dan menganggap pandangan ibunya sebagai pandangan yang kolot. Karena itu, dengan alasan mengenalkan pembaruan dalam kehidupan wanita, mereka berbuat sekehendak hatinya. Di samping itu, anak laki-laki, menurut teori Sigmund Freud, sejak kecil sudah mulai membenci ayahnya dan bahkan mencemburui jika ayahnya mendekati ibunya. Pada keluarga miskin, terutama di kota-kota besar, tinggal di rumah tidak begitu menarik bagi anak-anak karena fasilitas yang tersedia tidak dapat memenuhi kesenangan anak. Singkatnya, para orang tua di jaman modern ini makin renggang hubungannya dengan anak-anaknya, dan akibatnya disiplin dan rasa hormat kepada orang tau berangsur-angsur hilang,” tulis Prof Abdul Wahab dan Lies Amin Lestari, Menulis Karya Ilmiah, Airlangga University Press, 1999.

Berikutnya, contoh paragraf yang ditulis KH Yahya Cholil Staquf, Ketua Tanfidziyah PBNU sekarang. Tulisan tersebut dimuat di media online bernama alif.id, 12 Agustus 2019. Judulnya menggelitik: Humor Gus Mus: Toilet Sebagai Jalan Keluar. Saya terlena membaca tulisan ini, ringan dan mengalir.

“Namanya ndangndut, walaupun Islami tetap saja menyondol-nyondol pinggang untuk bergoyang. Buat Sri sendiri, itu sudah naluri. Ditahan-tahan juga percuma. Ketika sudah masyuk dalam irama, ia pun melangkah turun panggung. Mendekati seorang pejabat di deretan depan, menggamit lengannya, dan membuat pejabat itu tak punya pilihan –atau tak ingin memilih– selain gabung berjoget bersama Sri,” tulis Gus Ketum.

Saya mengakui, tulisan ini sangat baik. Meski terlihat menyondol-nyondol tidak karuan. Terlihat tidak mengikuti bahasa Indonesia yang baik dan benar. Sangat komunikatif. Cuek aja, yang penting nulis.

Secara teori, paragraf dikatakan baik jika memenuhi tiga unsur. Apa saja? Saya bahas bagian berikutnya, semoga.

Sholihuddin
Pemerhati bahasa & budaya, yang kebetulan menjadi ketua PC ISNU Kabupaten Kediri

Tags:
ahadcatatanisnu Kab Kediripagi
Prev PostParagraf [2]
Next PostPeringati Hari Lahir, ISNU Hadir Sebagai Gerakan Sosial
Related Posts
  • MEMBACA GUS DUR [7] January 25, 2025
  • MEMBACA GUS DUR [6] January 19, 2025

Leave a Comment Cancel Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

pcisnukabkediri@gmail.com Email
08533-699-8862 No. WA
Ngadirejo, Kota, Kota Kediri, East Java 64129 Kantor
Candradimuka Digital 2022 - All Rights Reserved.