SLAMETAN [1]
Kenapa orang Jawa suka slametan atau selamatan? Mereka ingin selamat, tenang dan selalu optimis dalam menjalani kehidupan. Buku Rahasia Otak Manusia Jawa karya dr. Arman Yurisaldi Saleh menjelaskan alasan itu. Slametan tidak hanya ritual keagamaan an sich, tapi ingin mengaktifkan bagian otak yang berhubungan dengan ketenangan dan optimisme. Dengan slametan, mereka ingin mengatasi ketidaktenangan serta memperkuat keyakinan akan terkabulnya doa. Singkatnya, slametan sebagai langkah penyelamatan diri.
Jika ditelusuri, slametan berasal dari bahasa Arab. Terambil dari kata salamah yang berarti selamat, bahagia, dan sentaosa. Salima, yaslamu, salaman, salamat yang artinya selamat, bebas, menerima, rela (puas), damai. Juga, diartikan selamatan merupakan suatu pengharapan untuk meminta keselamatan supaya hidupnya bahagia dan sentausa di dunia maupun di akhirat. (Fatkur Rohman Nur Awalin, 2018).
Gus Dur menilai, slametan itu sarana spiritual dan menghargai tradisi leluhur. Kita merenungkan hubungan manusia dengan Allah, alam, dan sesama. Slametan itu membantu menjaga keselarasan batin serta memberikan kesempatan untuk berdoa dan bersyukur. Juga, sebagai bukti, Islam menghargai nilai-nilai lokal, termasuk menghormati leluhur dan menjaga keseimbangan dengan alam, yang merupakan nilai-nilai penting dalam kehidupan masyarakat Indonesia.
Sholihuddin, pemerhati bahasa & budaya yang kebetulan menjadi Ketua PC ISNU Kabupaten Kediri.
*Catatan AHAD Pagi edisi #56
Leave a Comment