• 08533-699-8862
  • pcisnukabkediri@gmail.com
  • Mon – Fri: 8:00am – 7:00pm
PC ISNU Kab. Kediri PC ISNU Kab. Kediri
  • Beranda
  • Profil
    • Susunan Pengurus
    • Program Kerja
    • Tentang Kami
    • Visi Misi
  • Informasi
    • Seragam ISNU
    • Cara Menjadi Anggota ISNU
  • AHAD PAGI
  • Download File
  • KHAZANAH ISLAM
    • DUA SALING
    • Sikap Islam Terhadap Budaya
    • Kick Off
    • Amanat ?
    • Hijrah Berguru
    • Jangan Salah Semangat
    • Buku Muʼtamar ke-XXII Partai Nahdlatul ʼUlama
  • GALERI
    • Galeri Video
  • October 30, 2022
  • adminisnu
  • 0 Comments
  • 257 Views
  • 4 Likes
  • CATATAN AHAD PAGI

NU

TIDAK tahu kenapa, pikiran saya ingin sekali membuat catatan ringan tentang NU. Saya sangat tahu diri, bahwa saya tidak mempunyai keahlian tentang NU. Setidaknya, saya ingin membuat tentang NU yang saya baca, dan saya alami sebagai warga NU. Saya mencoba menjabarkan beberapa sudut pandang; jumlah warganya, sistem organisasi, sosial budaya, politik kebangsaan dan dakwah kekinian. Kelima perspektif ini bagi saya sangat penting untuk melihat NU ke depan.

Nahdlatul Ulama [NU] adalah organisasi sosial keagamaan [jam’iyyah diniyyah ijtima’iyyah]. Sebagai organisasi, NU mempunyai pedoman dasar yang harus diikuti warganya. Tapi apakah semua warga NU memahami pedoman dasar tersebut? Tentu tidak semua. Apakah juga, semua warga melaksanakannya? Jawabannya sama. Setidaknya, dengan adanya pedoman, warga NU mempunyai pegangan dalam berorganisasi.

Bagaimana agar secara organisasi dapat survive? Tentu dikembalikan kepada warganya. Apakah warganya peduli dengan organisasinya atau tidak. Jika peduli dan berjuang lahir batin, tentu organisasi ini akan eksis.

Sebenarnya, berapa jumlah warga NU? Survei yang dilakukan Lembaga Survei Indonesia milik Denny JA. Survei ini dilakukan pada 18-25 Pebruari 2019. LSI menyebutkan, warga NU sekitar 108 juta dari 250 juta penduduk Indonesia. Secara prosentase berarti 49,5 %. Hampir mendekati 50% penduduk Indonesia. Jumlah ini tentu bisa berkurang dan bertambah.

Idealnya, secara kuantitas, diimbangi dengan kualitas. Tentu hal ini menjadi PR kita Bersama. Yang jelas, sekali lagi yang jelas, badan otonom seperti NU sudah memulainya. Misalnya mengadakan sarasehan, kajian dan forum-forum diskusi lainnya. Bagaimana dengan lembaga dan banom? Saya meyakini semua juga sudah memulai memperbesar kualitas dan tetap menjaga dan memperbarui kuantitas.

Dalam aspek sosial budaya, NU khususnya di wilayah kediri semakin tertantang. Dulu, sebutan Kediri adalah kota santri. Fenomena sekarang sedikit berubah. Banyak teman bercerita, Kediri sekarang yang terkenal adalah Woko channel. Sebuat platform youtube yang dimainkan warga kediri. Apa yang salah dengan bergesernya sebutan itu? Tidak ada yang salah. Semua bebas mengatasnamakan warga Kediri.

Dari sudut pandang politik dan dakwah, tentu NU ini menarik untuk dijabarkan. Setidaknya mendekati tahun politik, 2024. Karena saya tidak mempunyai kompetensi di bidang ini. Maka biarlah yang lain BICARA.

Sholihuddin
Pemerhati bahasa & budaya, yang kebetulan menjadi ketua PC ISNU Kabupaten Kediri

Tags:
ahadcatatanisnu Kab Kediripagi
Prev PostPeringati Hari Santri, PAC ISNU Se-Kabupaten Kediri Laksanakan Khitan Gratis
Next PostSinergi [5]
Related Posts
  • MEMBACA GUS DUR [7] January 25, 2025
  • MEMBACA GUS DUR [6] January 19, 2025

Leave a Comment Cancel Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

pcisnukabkediri@gmail.com Email
08533-699-8862 No. WA
Ngadirejo, Kota, Kota Kediri, East Java 64129 Kantor
Candradimuka Digital 2022 - All Rights Reserved.