MEMBACA GUS DUR [2]
Islamku, Islam Kita & Islam Anda
Tahun 1995, saya menikmati ceramah Gus Dur (GD) di Lirboyo Kediri. Waktu itu, ketika saya masih nyantri di Kampung Inggris Pare, diajak seorang teman ke Lirboyo. “Ada Gus Dur di Lirboyo,” katanya. Melalui perantara ceramah itulah ‘perjumpaan’ saya yang kedua dengan GD.
Apa isi ceramahnya? GD menyampaikan terkait hubungan NU dan Presiden Soeharto. “Presiden Soeharto gagal memecah belah NU. Abu Hasan tinggal abunya,” sindir GD waktu itu disambut geerrr para jamaah. Istilah abu, mengarah ke sisa rokok. Lalu, siapa Abu Hasan? Dia merupakan ‘boneka’ Soeharto untuk mengganti GD menjadi ketua umum PBNU pada Muktamar NU ke-27 di Pondok Pesantren Cipasung Jawa Barat. Tapi gagal, karena dalam penghitungan suara, GD unggul dengan meraup 174 dan Abu Hasan 142 suara.
Waktu menjadi mahasiswa akhir, tahun 1999, saya bersama seorang teman berkesempatan ke Jakarta dalam rangka wawancara beberapa tokoh nasional, salah satunya GD. Karena tiba di kediaman GD di Jl Warung Silah Ciganjur malam, kami memutuskan istirahat di Masjid Al-Munawwaroh yang berada di depan rumah GD.
Pagi hari, kami bersiap mewawancari GD, ternyata di ruang tamu sudah ada Jaya Suprana dan beberapa tamu lain. Akhirnya, kami larut dalam jagongan disertai tawa canda humor khas GD. Disitulah, kali ketiga saya bisa langsung bertemu dan ‘dekat’ dengan GD.
Dari buku-buku GD, saya terlena dengan tulisannya di buku Islamku, Islam Kita, dan Islam Anda. Kenapa terlena? Bersambung ya…..
*Sholihuddin, pemerhati bahasa & budaya yang kebetulan menjadi Ketua PC ISNU Kabupaten Kediri.
**Catatan AHAD Pagi #59
Menarik untuk dibaca…
siap yai