- July 30, 2022
- adminisnu
- 0 Comments
- 396 Views
- 2 Likes
- CATATAN AHAD PAGI
Tahun Baru, Lagi
“Kawan, sudah tahun baru lagi Belum juga tibakah saatnya kita menunduk memandang diri sendiri Bercermin firman Tuhan, sebelum kita dihisab-Nya”
GUS MUS berbagi perasaan lewat puisi. Ekspresi bahasa puisinya kaya, penuh makna, berdaya pikat, memukau, dan menguliti diri sendiri. Puisinya mampu menggedor relung-relung rasa.
Saya bertekuk lutut dalam buaian puisinya. Waktu itu, tahun 90an, saya pernah sekali menyaksikannya membaca puisi. Bertempat di kampus ITN Malang. Seingatku, judulnya Balsem. Dari judulnya, kita bisa menebak isinya. Pasti panas telinga, terutama bagi mereka yang merasa tersentil perasaannya.
Puisi tentang tahun baru, harus saya share di sini. Ini penting, setidaknya untuk introspeksi diri. “Kawan, sudah tahun baru lagi,” Gus Mus memulai puisinya. Tahun adalah waktu. Hari demi hari terus berulah. Bulan dan tahun silih berganti. Berganti yang baru, lagi.
Tahun 1443 telah berganti 1444. Kita menyebutnya tahun hijriah. Philip K. Hitti dalam History of The Arabs menandai tahun ini dengan hijrah Nabi Muhammad SAW. “Hijrah, mengakhiri periode Mekah dan mengawali periode Madinah, merupakan titik balik kehidupan Nabi.” Buku tebal 981 halaman ini bahkan menyebut, hijrah ini sudah direncanakan lama.”
Bagi saya, pergantian tahun, selalu membuat gelisah dan menyia-nyiakan. Gelisah, karena selama ini saya berkali-kali melakukan muhasabah, koreksi, introspeksi, atau mawas diri. Hasilnya? Waktu terus berlalu. Koreksi diri juga berlalu begitu saja dan terlupa. Yang teringat, hanya menyalahkan waktu. Sebegitu cepat berlalu. Andai bisa kembali.
Saya juga berulang kali menyia-nyiakan. Akibatnya? Kerugian. “Demi masa, sungguh, manusia berada di dalam kerugian.” [Surat al-‘Ashr]. Quraish Shihab dalam Wawasan Al-Qur’an menyebut kata khusr berarti rugi, sesat, celaka, dan lemah. Semuanya mengarah pada makna negatif.
Bagaimana agar tidak rugi? Prof Quraish Shihab menjawab. “Masa adalah modal utama manusia. Apabila tidak diisi dengan kegiatan, waktu akan berlalu begitu. Ketika waktu berlalu begitu saja, jangankan keuntungan diperoleh, modal pun telah hilang.”
Puisi Gus Mus selalu menyindir kita. Atau kita sudah terlalu kebal, sehingga tidak merasa tersindir.
“Belum sempat
“Belum sempat Aku menghormat jum’at Sabtuku sudah tiba lagi Kemarin rabuku belum lagi kulayani secara layak Kini kamisku sudah datang lagi seperti mendadak Kemarin masih tahun dua ribu dua puluh Kini sudah tahun baru lagi
Rembang 1.1.1442 H.
Selamat tahun baru, 1 Muharram 1444 H
Sholihuddin Ketua PC ISNU Kabupaten Kediri
Leave a Comment