Pemimpin Jawa [2]
TERNYATA, dalam kepemimpinan Jawa terdapat ciri utama. Ciri ini membedakan dengan yang lain. Misalnya, kepemimpinan Jawa berpusat pada figur tunggal. Keberadaannya selalu dikaitkan dengan pulung atau keturunan [nunggak semi]. Ciri lain, kepemimpinan Jawa mengambil konsep dari 2 agama; Islam dan Hindu. Ciri-ciri tersebut merupakan tanda bahwa kepemimpinan Jawa secara khas berbeda dengan yang lain.
Mengapa figur tunggal menjadi ciri utama? Karena Jawa dipimpin raja. Raja adalah sumber sentral kekuatan. Raja memiliki watak kepemimpinan Astabrata. Asta berarti delapan, sedang brata menunjuk pada prilaku. Astabrata melambangkan kepemimpinan dalam unsur alam, yaitu matahari, bulan, bumi, bintang, langit, api, angin dan samudra. Sebagai figur tunggal, raja mempunyai kekuasaan yang [terkadang] tak terbatas.
Ciri kepemimpinan monocentrum atau monoleader ini punya kelemahan. Jika raja meninggal, siapa penggantinya. Raja penerus adalah anak laki-laki. Bagaimana jika tidak punya anak laki-laki. Ada ketergantungan di sana, surutnya seorang raja, diikuti dengan pudarnya sistem kepemimpinan. Bagaiamana jika, Majapahit tidak ada Gajah Mada, dan Mataram tanpa Sultan Agung? Apakah sisi lemah ini kemudian ditangkap sebuah kesimpulan, Indonesia tidak berbentuk kerajaan, tapi republik? Yang bisa jawab komen dibawah.
Ciri lain, selalu dikaitkan dengan wahyu atau pulung dan keturunan. Wahyu diyakini sebagai hadiah dari sang pencipta. Pemimpin mendapat wahyu seakan dipilih untuk menjadi pemimpin. Konsep wahyu keprabon berarti pemimpin mendapat mandat, restu gaib. Pemimpin seperti ini yang dikehendaki dan menjadi sosok pemimpin sejati. Satria menerima pulung berhak terpilih dan dipilih.
Ada juga pemimpin karena dikaitkan faktor keturunan. Sejenak kita lihat Indonesia. Semua presiden beretnis Jawa. Presiden BJ Habibie? Juga beretnis Jawa. Ibunya berasal dari Yogyakarta beretnis Jawa, sedang ayahnya beretnis Gorontalo. Artinya, ciri lain kepemimpinan Jawa adalah faktor keturunan ini penting dicatat. Kemampuan memimpin bukan karena capability, tapi condong sebagai miracle. Ciri kepemimpinan bercorak metafisis ini tidak ada rekruitmen pemimpin yang baik.
Ciri kepemimpinan Jawa juga dipengaruhi konsep dari Islam dan Hindu. Misalnya, dalam Hindu dikenal konsep dasa darma raja atau ajaran bagi para raja, senapati ing alaga hulubalang di medan laga. Dalam Islam, misalnya konsep sederhana itu merupakan contoh kehidupan nabi, rendah hati atau tawadlu’.
Sholihuddin
Ketua PC ISNU Kabupaten Kediri
Leave a Comment