• 08533-699-8862
  • pcisnukabkediri@gmail.com
  • Mon – Fri: 8:00am – 7:00pm
PC ISNU Kab. Kediri PC ISNU Kab. Kediri
  • Beranda
  • Profil
    • Susunan Pengurus
    • Program Kerja
    • Tentang Kami
    • Visi Misi
  • Informasi
    • Seragam ISNU
    • Cara Menjadi Anggota ISNU
  • AHAD PAGI
  • Download File
  • KHAZANAH ISLAM
    • DUA SALING
    • Sikap Islam Terhadap Budaya
    • Kick Off
    • Amanat ?
    • Hijrah Berguru
    • Jangan Salah Semangat
    • Buku Muʼtamar ke-XXII Partai Nahdlatul ʼUlama
  • GALERI
    • Galeri Video
  • September 24, 2022
  • adminisnu
  • 0 Comments
  • 303 Views
  • 3 Likes
  • CATATAN AHAD PAGI

Sinergi [1]

SAYA menemukan kata sinergi di dua buku karya Stephen R. Covey. Buku pertama, The Leader in Me. Buku kedua, The 3rd Alternatives yang lumayan tebal, 565 halaman. Buku pertama hanya 294 halaman. Bedanya lagi? Buku pertama hanya sedikit membahas sinergi, sedang buku kedua mengupas tuntas. Menemukan dan mengetahui isinya buku ini, membuat saya tercerahkan.

Secara ringkas, buku pertama membahas kisah sukses sebuah sekolah. Nama sekolahnya, A. B Combs. Sekolah ini sukses menggali potensi terbesar pada setiap anak. Bagaimana caranya? Sebelum saya jawab, sejenak cermati yang dikatakan salah satu pengelola sekolah ini.

“Ini bukan sekolah tentang cara menghasilkan sembilan ratus pemimpin bisnis kecil. Ini sekolah menciptakan siswa serbabisa yang mengenali kekuatan sendiri. Kami di sini membantu mereka menemukan kekuatan dan menggunakan potensi mereka untuk memengaruhi orang lain,” Kata Michael Amstrong,Koordinator Magnet A. B. Combs Elementary.

Sekolah A. B. Combs ini menerapkan prinsip kepemimpinan. Misalnya, keterampilan membuat pilihan, bergaul, dan mengelola waktu. Semua siswa siap dipimpin dan memimpin. Bagi mereka, nilai diri lebih berharga daripada nilai raport atau nilai ujian. Hebatnya, sekolah ini menerapkan dan menyuarakan kepemimpin secara bersama; orangtua, pemimpin bisnis, pendidik, dan bahkan siswa. Mereka belajar menjadi pemimpin hebat yang mampu mengorganisir semua stakeholder.

Kembali ke pertanyaan awal, bagaimana caranya? Setelah ditelusuri, ternyata A. B. Combs menerapkan 7 kebiasaan. Tujuh kebiasaan atau seven habits yang digagas Covey. Yaitu, jadilah proaktif, mulai dengan tujuan akhir, dahulukan yang utama, berpikir menang-menang, berusaha memahami, kemudian berusaha dipahami, wujudkan sinergi, dan mengasah gergaji.

Apa yang dimaksud jadilah proaktif? KBBI menyebut, proaktif merupakan tindakan yang lebih aktif. Ia lawan dari reaktif. Menjadi proaktif berarti tindakan dan pikiran menyatu. Misalnya, anak kita tidak membuat kita marah, hanya kita yang memilih untuk marah.

Berhentilah sejenak dan berpikirlah. Fokuslah pada hal yang berada dalam pengaruh kita, bukan pada apa yang berada di luar kita. Kata Covey, kesabaran adalah pilihan proaktif.

Dalam bertindak, mulailah dengan tujuan akhir dan dahulukan yang utama. Maksudnya? Tindakan yang kita lakukan selalu berpedoman pada prakiraan hasil akhir. Tindakan efektif selalu memikirkan tujuan akhir. Apa misi, misi dan tujuan terhadap tindakan yang akan kita lakukan. Utamakan yang penting. Hal mendesak belum tentu penting.

Pribadi bertindak efektif berarti juga berpikir menang-menang. Tindakan kalah-kalah, menang-kalah, kalah-menang bukanlah hasil yang diinginkan. Imbangi keberanian dengan pertimbangan. Buatlah semua pihak mendapatkan hasil yang diterima dan menang.

Prinsip dasar yang kelima adalah berusaha memahami dahulu, kemudian berusaha dipahami. Memberi ruang dan waktu pada seseorang untuk melampiaskan emosinya adalah langkah efektif. Biarkan orang lain berbicara, dengarkan dengan telinga, mata dan hati. Setelah itu, sampaikan dengan tenang solusinya. Dengan begitu, kita dipahami sama pentingnya dengan mendengarkan.

Prinsip dasar yang kelima adalah berusaha memahami dahulu, kemudian berusaha dipahami. Memberi ruang dan waktu pada seseorang untuk melampiaskan emosinya adalah langkah efektif. Biarkan orang lain berbicara, dengarkan dengan telinga, mata dan hati. Setelah itu, sampaikan dengan tenang solusinya. Dengan begitu, kita dipahami sama pentingnya dengan mendengarkan.

Prinsip berikutnya adalah wujudkan sinergi. Sinergi ini akan dikupas pada bagian kedua tulisan ini. Intinya, mewujudkan sinergi berarti menghargai perbedaan dan pada saat yang sama mencari alternatif ketiga. Kita mengoptimalkan kekuatan dan beragam perspektif. Sinergi menciptakan solusi lebih baik daripada solusi hanya dari satu pihak.

Prinsip terakhir adalah mengasah gergaji atau mencegah konflik. Secara teratur mengasah gergaji fisik, social-emosional, mental dan spiritual untuk mencegah konflik. Konflik biasanya terjadi akibat tidak terpenuhinya kebutuhan pokok.

Setelah sekolah A. B. Combs menerapkan prinsip ini, bagaimana hasilnya? Prestasi siswa meningkat, rasa pencaya dan harga diri siswa meningkat secara signifikan, pelanggaran disiplin menurun drastis, budaya sekolah membaik.[]

Sholihuddin
Pemerhati bahasa & budaya, yang kebetulan menjadi ketua PC ISNU Kabupaten Kediri

Tags:
ahadcatatanisnu Kab Kedirinahdlatul Ulamapagi
Prev PostFraming [2]
Next PostSIKAP ISLAM TERHADAP TRADISI DAN BUDAYA LOKAL
Related Posts
  • MEMBACA GUS DUR [7] January 25, 2025
  • MEMBACA GUS DUR [6] January 19, 2025

Leave a Comment Cancel Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

pcisnukabkediri@gmail.com Email
08533-699-8862 No. WA
Ngadirejo, Kota, Kota Kediri, East Java 64129 Kantor
Candradimuka Digital 2022 - All Rights Reserved.