‘Neng, Ning, Nung’ [1]
Orang Jawa itu kaya ungkapan penuh daya magis. Banyak ungkapan Jawa membuat kita ‘makjleb’ dibuatnya. Kata ‘neng’, ‘ning’, ‘nung’ adalah contohnya. Jika dipanjangkan, ‘neng’ berarti ‘meneng’. ‘Ning’ artinya ‘wening’, dan ‘nung’ berarti ‘dunung’. Azzura menyebut ‘nung’ dengan ‘hanung’. Lhaa, mana daya magis dan makjebnya? Teruskan bacanya!
Kita bahas kata ‘dunung’. Kata pertama ini, dalam Kamus Bahasa Jawi Indonesia (KBJI) berarti jelas. Makna lain berarti arah atau tempat. Kata ‘ndunungake’ artinya menjelaskan perkara yg sesungguhnya. Kata lain adalah ‘hanung’ yang berarti memiliki makna kebesaran hati dan jiwa.Seseorang dikatakan ‘hanung’ berarti memiliki kesabaran seluas samudera atau ‘jembar segarane’.
Kedua, kata ‘ning’. Orang Jawa menyebut dengan ‘wening’, ‘bening’, atau ‘hening’. Dalam KBBI, kata ‘hening’ berarti jernih, bening, bersih, diam, sunyi, sepi, atau lengang. Salah satu turunan kata ‘hening’ adalah mengheningkan yang berarti menjernihkan, mendiamkan atau menyuruh diam, merenungkan (mengenangkan) sesuatu. Dalam Islam, ‘hening’, punya arti mensucikan hati serta menjernihkan pikiran dengan bertafakur dan berdzikir kepada Allah.
Ketiga, kata ‘neng’ berarti ‘meneng’. Dalam Bahasa Jawa, kata ‘meneng’ artinya diam. ‘Meneng’ merupakan sebuah kata dari bahasa Jawa Ngoko Kasar, yaitu bahasa yang paling banyak digunakan didaerah Jawa Tengah, Jawa Timur dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Misalnya, meneng teros enek opo (diam terus ada apa), aku tak meneng wae (saya akan diam saja), atau aku ora iso meneng (saya tidak bisa diam).
Sholihuddin, pemerhati bahasa & budaya yang kebetulan menjadi Ketua PC ISNU Kabupaten Kediri.
Referensi:
R. Kunjana Rahardi, Bahasa Prevoir Budaya, Pinus Book, Yogyakarta, 2009
https://dutadamaiyogyakarta.id
https://www.kompasiana.com
https://sinar5news.com
https://kumparan.com
https://kbbi.web.id
https://www.jawabahasa.com
Leave a Comment